MAKALAH PENJAS
DISUSUN OLEH KELOMPOK DUA
·
ANDI MARYAM
· LILIS
· HASLINDAH
· IMAM
IRYANTO
· ABDUL
MU’THY
· KAMARIAH
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji
syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Dalam
upaya membantu pembaca untuk menambah ataupun memberikan sedikit tambahan
tentang pembahasan “LEMPAR DAN LOMPAT” yang insyah ALLAH kami muat dalam
makalah ini.
kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan
maupun dari segi yang lain sebagainya.Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca.
Akhirnya
tiada yang patut saya ucapkan selain kata terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
serta para pembaca yang memberikan kritik dan saran pada penyusunan makalah
ini.
Makassar, 24 maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1. kata
pengantar….……………………………………………….…...………...
2. Rumusan
Masalah……………….….………………………………….....…..
3. Tujuan
Penulisan………………………...…………….………………….…..
4. Mamfaat
Penulisan…………………………………….………………..…….
PEMBAHASAN
A.
LEMPAR
LEMBING……...............................…………………………..
B.
TOLAK
PELURU…………………………..…...............................…….
C.
CAKRAM………….……………….....……...............................................
D. LOMPAT
TINGGI ...................................................................................
E. LOMPAT JAUH........................................................................................
PENUTUP………………………………………………..…………….……
A. Kesimpulan..……………………..…..………………………...………...…...
B. Saran…………………………………………….………..….…..…...............
DAFTAR. PUSTAKA……………………………………….…..………….
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian inegral dari pendidikan secara
keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalara,
stabilitasemosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih
yang dirancang secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional. Pendidikan merupakan suatu proses manusia yang berlangsung seumur
hidup. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah
yang memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempetan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina prtumbuhan fisik dan
pengembangan fsikis yang lebih baik, sekaligus dapat membentuk hidup sehat
sepanjang hayat. Tanpa pendidikan jasmani maka semua kegiatan belajar tidak
akan berjalan dengan baik, karena dengan pendidikan jasmani semua orang akan
mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan
perkembangan zaman.
Melalui
pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan merupak media untuk mendorong
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan
penalaran, penghayatan nilai-nilai
sikap dan mental, serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Dalam
dunia pendidikan olahraga ada beberapa jenis olahraga, salah satunya adalah
olahraga lempar cakram. Olahraga lempar cakram ini merupaka suatu cabang
olahraga yang untuk mengkur kekutan tangan dalam melakukan lemparan.
2. Rumusan
Masalah
1. bagaimana lempar
lembing dan aspek-aspeknya
2. bagaimana tolak
peluru dan aspek-aspeknya
3. bagaimana cakram
dan aspek-aspeknya
4. bagaimana lompat
jauh dan aspek-aspeknya
5. bagaimana lompat
tinggi dan aspek-aspeknya
3. Tujuan penulisan
1. untuk lempar lembing dan aspek-aspeknya
2. tolak peluru
dan aspek-aspeknya
3. cakram dan
aspek-aspeknya
4. lompat jauh
dan aspek-aspeknya
5. lompat
tinggi dan aspek-aspeknya
4.
Manfaat
Penulisan
1. Makalah ini
digunakan sebagai bahan acuan untuk menambah wawasan bagi para pengguna makalah
ini.
Sejarah
Olahraga Lempar Lembing
Beberapa
pakar menyebutkan, lempar lembing diidentikkan dengan aktivitas berburu nenek
moyang manusia. Sebagaimana olahraga atletik lainnya, lempar lembing diadopsi
dari kebiasaan kaum laki-laki pada zaman tersebut.
Aktivitas
lempar lembing baru berkembang menjadi suatu olahraga ketika manusia memasuki
masa bercocok tanam dan beternak, meninggalkan masa nomaden yang lebih kental
dengan aktivitas berburunya. Manusia mulai menetap dengan membangun
perkampungan atau perkotaan.
Olahraga
lempar lembing juga tercatat dilakukan di beberapa peradaban klasik lainnya.
Seperti peradaban Cina dan Mesir (Egypt) Klasik. Namun, tidak sepopuler
seperti di Yunani, karena olahraga yang paling diminati di Mesir adalah renang
dan memancing.
Dengan dasar
ini kemudian disimpulkan, bahwa olahraga lempar lembing berasal dari peradaban
Yunani klasik, berakar pada aktivitas berburu leluhur manusia pada zaman purba.
Lembing
adalah olahraga yang merupakan keturunan dari banyak bentuk
kompetisidiperebutkan di berbagai bagian dunia kuno yang melibatkan melemparkan
dari peluru. Lembing adalah salah satu peristiwa yang membentuk bagian dari
Olimpiade kuno, dan itu termasuk dalam perdana Olimpiade modern pada tahun
1896. Lembing akhirnya diatur oleh lintasan dan lapangan payung tubuh, Federasi
Atletik Amatir Internasional (IAAF).
1.
Cara Memegang
- Cara Finlandia : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
- Cara Amerika : Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).
- Cara Menjepit : caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memmegang biasa.
Peraturan lomba lempar lembing
- Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing.
- Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putrid : 600 gram.
- Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
- Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah
- Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan
Cara membawa lembing
Cara
mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa
lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
- Membawa lembing diatas pundak : Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
- Membawa lembing Di bawah
- Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
- Membawa lembing di depan dada
- Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.
B. PERSYARATAN SUATU LEMPARAN YANG SYAH
- Lembing harus di pegang pada bagian pegangannya, dan harus di lempar lewat atas bahu atau bagian teratas dari lengan si pelempar dan harus tidak dilempar secara membandul.Gaya non orthodox tidaklah di izinkan untuk dipakai.
- Lemparan itu tidak syah apabila mata lembing tidak menggores tanah sebelum bagian lembing lainnya.
- Pelempar pada waktu membuat awalan lempar tidak boleh memotong salah satu garis atau jalur paralel.
- Lemparan tidak syah bila si pelempar menyentuh dengan bagian tubuhnya atau anggota badan garis lempar, atau garis perpanjangan (garis lempar) yang siku-siku terhadap garis paralel, atau menyentuh tanah didepan garis lempar dan garis-garis itu semua.
- Sesudah membuat gerakan awalan lempar sampai lembingnya dilepaskan dan mengudara, tidak sekali-kali pelempar memutar tubuhnya penuh sehingga punggungnya membelakangi sektor lemparan.
- Pelempar tidak boleh meninggalkan jalur lari awalan sebelum lembing yang dilemparkan jatuh ke tanah. Dari sikap berdiri meninggalkan jalur lari awalan dari belakang lengkung garis lempar dan garis perpanjangan.
1. Peralatan lembing
- Konstruksi : Lembing terdiri dari 3 bagian : (1) mata lembing (2) badan lembing dan (3) tali pegangan.
- Badan lembing di buat dari metal dan pada ujung depan terpasang kokoh sebuah mata lembing yang runcing.
- Tali pegangan (melilit pada badan lembing) berada dititik pusat gravitasi dan tidak melibihi garis tengah badan lembing dari 8 mm. Lilitan tali pegangan lembing harus sama tebal dan bergerigi, tanpa sabuk atau benjolan.
- Panjang lembing untuk putra adalah 2,6 – 2,7 m dan putri adalah 2,2 – 2,3 m. Berat untuk putra 800 gr dan putri 600 gr.
2. Jalur Lari Awalan
- Panjang jalur awalan lempar harus tidak lebih dari 36,5 m dan tak kurang dari 30 m dan harus di batasi dengan dua garis paralel selebar 5 cm yang saling terpisah sejauh 4 m.
- Kemiringan kesamping dari jalur lari awalan max 1 : 1.000.
3. Garis Lengkung Lemparan
Lemparan
harus dilakukan dari belakang garis lengkung lempar atau sebuah busur dengan
jari-jari 8 cm. Garis lempar ini terdiri dari garis batas lempar dicat putih
selebar 7 cm, atau terbuat dari kayu atau metal dan dipasang rata dengan tanah.
Garis lempar ini di perpanjang ke arah kanan dan kiri 75 cm di buat siku-siku
atau tegak lurus dengan garis paralel 4 m. Garis perpanjangan inipun dicat
putih, lebar 7 cm dan panjangnya 0,75 m.
Peraturan
Umum Lempar Lembing
- Lembing harus dipegang pada tempat pegangan
- Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sector lemparan
- Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar kaki menyentuh lengkungan lemparan, atau garis 1,5 meter atau menyentuh tanah di depan lengkungan lemparan
- Sekali mulai melempar, pelempar tidak boleh memutar sepenuhnya badannya, sehingga punggung menghadap kea rah lengkungan lemparan.
- Lemparan harus melewati di atas bahu
- Jumlah lemparan yang diperbolehkan adalah sama seperti tolak peluru dan lempar cakram.
LEMPAR CAKRAM
Sejarah Lempar Cakram
Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu nomor
atletik, hal ini dapat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul
“Odyssy” pada zaman purba.
Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerak
gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah
dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan
sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal.
Mereka
melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat
tergantung dari efisiensi
jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat
lari, kurang tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau
menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Jadi
sejak zaman prasejarah, manusia
telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh, kecepatan lari,
ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang menganggap
atletik adalah cabang olahraga yang tertua.
Pengertian
Lempar Cakram
Olahraga
lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar
yang utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor,
nomor lempar
cakram tidak diperlombakan. Olahraga ini telah ada
sejak olimpiade
kuno. Dalam perlombaan lempar cakram, atlet
berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin
dengan mengikuti peraturan yang berlaku.
Dalam perlombaan atletik resmi, diberi kesempatan melempar sebanyak
tiga kali.
Kemudian dari sejumlah atlet babak awal, akan dipilih
delapan atlet terbaik, yang akan diberi kesempatan tiga kali lagi.
Lempar cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun perempuan.
Untuk
dapat mendapatkan hasil lemparan yang jauh dengan teknik yang
benar, maka diperlukan latihan dasar dalam olahraga lempar cakram.
Adapun teknik dasar yang perlu dipelajari oleh seorang
atlit, serta mahasiswa pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Cara
awalan yang baik dan benar. 2.
Cara melemparkan cakram.
3. Cara mengukur hasil lemparan lempar cakram.
4. Peraturan keselamatan dalam melakukan lempar cakram.
3. Cara mengukur hasil lemparan lempar cakram.
4. Peraturan keselamatan dalam melakukan lempar cakram.
2.3 Tehnik-Tehnik yang Digunakan Dalam
Lempar Cakram
a.
Cara Memegang Cakram
Untuk
memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi
pelempar kanan)
sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari
agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir
menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.
Gambar 2.3.1 (Teknik Memegang Cakram)
b.
Gaya Dalam Lempar Cakram
1)
Gaya samping
Sikap
permulaan berdiri miring atau menyamping
kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke
belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung)
selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan
merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran, setelah cakram
lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki
kiri yang saat itu telah berayun ke belakang.
2)
Gaya belakang
Sikap
pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan
diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar
ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan
meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk
berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri
untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan
kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang.
c.
Cara
Melakukan Awalan Lemparan
Dengan
cara melakukan awalan lempar pertama-tama dimulai dengan posisi pelempar yang
berdiri di belakang lingkaran dengan posisi punggung menghadap ke arah sektor
lemparan. Pelempar harus membuat beberapa kali ayunan cakram dengan lengan
lempar untuk membuat pertimbangan dan mengatur keseimbangan. Badan dan lengan
yang berlawanan dengan lengan lempar bergerak mengikuti gerakan lengan lempar.
Untuk
tahap selanjutnya posisi badan masih berputar dan sedikit condong ke belakang.
Sampai saat ini kedua tungkai masih ditekuk dengan baik, tetapi ketika kaki
kiri membuat kontak dengan lantai tungkai kiri hampir diluruskan penuh.
Sementara lutut kaki dan pinggul meneruskan gerakan berputar ke arah lemparan
dengan tepat, tariklah bagian atas badan mengikuti perputaran ini. Pada keadaan
seperti ini lengan kiri mulai dibuka ke samping dan lengan kanan mulai mengayun
berputar dengan gerakan cepat di dalam sebuah busur yang lebar dan bergerak
sedikit ke arah atas.
2.4 Sarana dan Prasarana yang
Digunakan Dalam Lepar Cakram
a.
Alat
Bahan
cakram terbuat dari kayu atau bahan lain dengan bingkai dari metal. Bingkai
berbentuk lingkaran penuh dan tepat di tengah-tengah cakram ada beban yang
dapat dilepaspindahkan.
b.
Ukuran Cakram
1) Berat cakram untuk senior putra adalah 2 kg dengan
diameter 219
mm – 221 mm dan
tebal 44 mm hingga 46 mm.
2) Berat cakram untuk senior
putri
adalah 1 kg dengan
diameter 180
mm - 182 mm
dan tebal 37 mm hingga 39 mm.
3) Berar
cakram untuk junior pura adalah 1,25 kg dengan diameter 180 mm - 182 mm dan
tebal 37 mm - 39 mm.
4) Berar cakram untuk junior putri adalah 0,75 kg
dengan diameter 145 mm - 170 mm dan tebal 25 mm hingga 35 mm.
a. Lapangan Lempar Cakram
- Diameter lingkaran untuk melempar adalah 2,50 meter.
- Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari semen, aspal, dan lain-lain. Ligkaran lemparan dikelilingi dengan sangkar (pagar kawat) untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton.
- Bentuk huruf seperti huruf C, dengan diameter 7 meter, mulut 3,3 meter. Sector lemparan dibatasi garis yang membentuk sudut 40⁰ di pusat lingkaran.
2.3 Peraturan Dalam Lempar Cakram
- Lempar cakram harus dimulai dengan sikap berdiri seimbang dengan lingkaran lempar tanpa menginjak garis lingkaran. Pelempar tidak boleh meninggalkan lingkaran lempar sebelum juri mengatakan sah posisi berdirinya melalui setengah lingkaran bagian dalam.
3. Pelempar boleh menyentuh dinding
bagian dalam dari balok batas lemparan tetapi tidak boleh menyentuh bagian
atasnya.
4.
Lemparan akan diukur
dengan lemparan yang ditarik dari bekas jatuhnya cakram yang terdekat ketepi
dalam balok.
5.
Bila peserta lebih
dari 8 orang, maka peserta akan diberi hak melempar sebanyak 3 kali, kemudian
akan ditentukan 8 pelempar terbaik untuk mengikuti babak berikutnya (final).
6.
Bila peserta lomba 8
orang atau kurang, kesempatan melempar sebanyak 6 kali langsung final.
7.
Lingkaran lemparan
tersebut terbuat dari besi, baja atau bahan lain yang sesuai.
8.
Bagian atasnya
dipasang rata dengan tanah diluarnya, bagian dalam terbuat dari semen, aspal
atau bahan lain yang kokoh tetapi tidak licin permukaannya bagian dalam harus
datar lebih rendah 14 mm sampai 26 mm dari sisi atas tepi lingkaran. Ukuran garis tengah sebelah dalam
lingkaran lempar adalah 2,5 m, tebal besi lingkaran lempar 6 mm dan harus dicat
putih.
9.
Garis putih selebar
5 cm harus ditarik dari bagian atas lingkaran besi sepanjang 75 cm pada kedua
sisi lingkaran.
TOLAK PELURU
A.
Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah
salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi
yang berat sejauh mungkin. Berat peluru:
• Untuk senior putra
= 7.257 kg
• Untuk senior putri
= 4 kg
• Untuk yunior putra
= 5 kg
• Untuk yunior putri
= 3 kg
B.
Sejarah Tolak Peluru
Selama bertahun –
tahun nomor ini telah di dominasi oleh atlet yang bertubuh besar dan kuat.
Kemajuan terbesar dalam olahraga tolak peluru terjadi pada tahun 1950, ketika
Parry O,Brien memulai tolakannya menghadap bagian belakang ring, metode ini
dikenal sebagai metode O,Brien atau lebih di kenal dengan teknik meluncur.
Teknik yang mendapat popularitas adalah teknik berputar yang menggunakan
lemparan cakram melintasi ring tolak peluru bukan bergerak ke arah belakang yang
telah dilakukan oleh O,Brien dan kedua teknik ini sama mencapai keberhasilan.
Banyak orang awam mengenal apa itu? Peluru!, klau sudah menyangkut dengan
Peluru pasti dihubung-hubungkan dengan Senjata Api. Karena peluru merupakan
sebuah benda atau bisa disebut isinya dari senjata Api. Tapi, peluru ini beda
dengan apa yang dipikirkan. Dan tidak ada hubunganya sama sekali dengan senjata
api. peluru ini kalau dihubungkan dengan olahraga banyak manfaatnya yaitu bisa
mendatangkan prestasi membanggakan bagi yang berminat mendalaminya. Yaitu
cabang olahraga tolak peluru yang masuk dalam daftar perlombaan Nasional maupun
Internasional.
C. Teknik
Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa
teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik
memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak
ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya.
Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agaka rapat, ibu jari di
samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh
para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih
direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru.
Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
Teknik Menolak Peluru
Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang
lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara
yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk,
kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan
peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi
kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri
diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan.
Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan
mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam
keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri.
Lengan kiri masih pada sikap semula.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
Sikap akhir setelah
menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar
kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di
tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara
keseimbangan.
Teknik
Memegang Peluru
Cara
memegang peluru, yaitu:
1. Peluru
diletakkan pada telapak tangan bagian atas
2. Jari-jari
tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk
dipergunakan untuk menekan dan memegang peluru bagian belakang. Sedangkan jari
kelingking dan ibu jari dipergunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian
samping agar tidak jatuh atau tergelincir.
3. Setelah
peluru tersebut dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menmpel
(melekat) di leher. Siku diangkat ke samping, sedikit serong ke depan.
4. Pada
waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar seluruh badan dan
tangan dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dari lengan yang lain membantu menjaga
keseimbangan.
D. Hal
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Cara memegang Awalan
Gerakan Tolakan Sikap badan saat menolak
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
o Menyentuh
balok batas sebelah atas
o Menyentuh
tanah di luar lingkaran
o Keluar
masuk lingkaran dari muka garis tengah
o Dipangil
selama 3 menit belum menolak
o Peluru
di taruh di belakang kepala
o Peluru
jatuh di luar sektor lingkaran
o Menginjak
garis lingkar lapangan
o Keluar
lewat depan garis lingkar
o Keluar
lingkaran tidak dengan berjalan tenang
o Peserta
gagal melempar sudah 3 kali lemparan
Beberapa
hal yang disarankan :
1.
Bawalah tungkai kiri
merendah
2.
Dapatkan
keseimbangan gerak dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang
3.
Menjaga agar bagian
atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
4.
Hasilkan rangkaian
gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan
5.
Putar kaki kanan ke
arah dalam sewaktu melakukan luncuran
6.
Pertahankan pinggul
kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
7.
Bawalah tangan kiri
dalam sebuah posisi mendekati badan
8.
Tahanlah
sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus dihindari
:
1.
Tidak memiliki
keseimbanagn dalam sikap permulaan
2.
Melakukan lompatan
ketika meluncur dengan kaki kanan
3.
Mengangkat badan
tinggi ketika melakukan luncuran
4.
Tidak cukup jauh
menarik kaki kanan di bawah badan
5.
Mendarat dengan kaki
kanan menghadap ke belakang
6.
Menggerakkan tungkai
kiri terlalu banyak ke samping
7.
Terlalu awal membuka
badan
8.
Mendarat dengan
badan menghadap ke samping atau ke depan
E.
Peralatan
1.
Rol Meter
2.
Bendera Kecil
3.
Kapur / Tali Rafia
4.
Peluru
a)
Untuk senior putra =
7.257 kg
b)
Untuk senior putri =
4 kg
c)
Untuk yunior putra =
5 kg
d)
Untuk yunior putri =
3 kg
5.
Obrient : gaya
membelakangi arah tolakan
6.
Ortodox : gaya menyamping
F.
Lapangan
Tolak Peluru
o Lingkaran
tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang
dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian
dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat
tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm
sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
o Garis
lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada
kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
o Diameter
bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum
6 mm dan harus di cat putih.
o Balok
penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan
sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih
kokoh.
o Lebar
balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
LOMPAT
A. LOMPAT JAUH
Yang menjadi tujuan dari lompat jauh adalah pencapain jarak lompatan yang sejauh jauhnya. Maka untuk mencapai jarak lompat yang jauh, terlebih dahulu si pelompat harus memahami unsur – unsure pokok pada lompat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm awalan :
- Awalan, yaitu untuk mendapat kecepatan pada waktu akan melompat. Awalan itu harus dilakukan dengan secepat – cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan melompat. Jarak awalan biasanya 30 – 50 meter.
- Tolakan, yaitu menolak sekuat – kuatnya pada papan tolakan dengan kaki terkuat ke atas (tinggi dan kedepan).
- Sikap badan diudara, yaitu harus diusahakan badan melayang Selama mungkin dan diusahakan badan tetap seimbang.
- Sikap badan pada waktu jatuh/mendarat, yaitu sipelompat harus mengusahakan jatuh / mendarat dengan sebaik – baiknya jangan sampai jatuhnya badan atau lengan ke belakang, karena akan merugikan. Mendaratlah dengan kedua kaki dan lengan kedepan.
Macam –
macam gaya yang umum digunakan :
1. gaya jongkok atau Truck (kauer)
2. gaya berjalan diudara atau Lauf (walking/running in the air)
3. gaya menggantung atau melenting atau schnepper/hang.
Hal – hal yang perlu dihindari :
1. Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
2. Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai.
3. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
4. Fase yang tidak seimbang.
5. Gerak kaki yang premature.
6. Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.
7. Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.
Hal – hal yang harus diperhatikan/dilakukan
1. pelihara kecepatan sampai saat menolak
2. capailah dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan.
3. Rubahlah sedikit posisi lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak.
4. Gunakan gerakan kompensasi lengan yang baik
5. Capailah jangkuan gerak yang baik.
6. Gerak akhir agar dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya
1. gaya jongkok atau Truck (kauer)
2. gaya berjalan diudara atau Lauf (walking/running in the air)
3. gaya menggantung atau melenting atau schnepper/hang.
Hal – hal yang perlu dihindari :
1. Memperpendek atau memperpanjang langkah terakhir sebelum bertolak.
2. Bertolak dari tumit dengan kecepatan yang tidak memadai.
3. Badan miring jauh kedepan atau kebelakang.
4. Fase yang tidak seimbang.
5. Gerak kaki yang premature.
6. Tak cukup angkatan kaki pada pendaratan.
7. Satu kaki turun mendahului kaki lain pada darat.
Hal – hal yang harus diperhatikan/dilakukan
1. pelihara kecepatan sampai saat menolak
2. capailah dorongan yang cepat dan dinamis dan balok tumpuan.
3. Rubahlah sedikit posisi lari, baertujuan mencapai posisi lebih tegak.
4. Gunakan gerakan kompensasi lengan yang baik
5. Capailah jangkuan gerak yang baik.
6. Gerak akhir agar dibuwat lebih kuat dengan menggunakan lebih besar daya
kepadanya.
7. Latihan gerakan pendaratan.
8. Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan
7. Latihan gerakan pendaratan.
8. Kuasai gerak yang betul dari lengan dan kaki dalam meluruakan dan
membengkokkan.
Ada lima Peraturan Lompat
Jauh.
1) Lintasan awalan lompat jauh lebar minimal 1,22
m dan panjang 45 m.
2) Panjang papan tolakan 1, 22 m; lebar 20 cm dan tebal 10 cm.
3) Pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan plastisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia berbuat salah tolak sekurang-kurangnya 1 m dari tepi depan bak pasir pendaratan.
4) Lebar tempat pendaratan minimal 2, 75 m, jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 m.
5) Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/datar dengan sisi atas papan tolakan.
2) Panjang papan tolakan 1, 22 m; lebar 20 cm dan tebal 10 cm.
3) Pada sisi dekat dengan tempat mendarat harus diletakkan papan plastisin untuk mencatat bekas kaki pelompat bila ia berbuat salah tolak sekurang-kurangnya 1 m dari tepi depan bak pasir pendaratan.
4) Lebar tempat pendaratan minimal 2, 75 m, jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 m.
5) Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi/datar dengan sisi atas papan tolakan.
B. LOMPAT
TINGGI
Sejarah LompatTinggiMeskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade kuno, kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal
abad ke-19 tepatnya di Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan metode pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar dari kecelakaan.Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh diatas tanah yang berumput dengan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi . Gaya ini ternyata banyak mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di minimalisir. Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury flop.
Tujuan dari lompat tinggi agar dapat mencapai lompatan yang setinggi – tingginya. Pada lompat tinggi sama halnya dengan lompat jauh, yaitu memerlukan :
- Awalan biasanya ancang – ancang itu di pergunakan 3Ø langkah, 5 langkah dan 7 langkah dan sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan dibelakang.
- Sikap badan saat berada di atas mistar
- Sikap badan saat waktu jatuh dan mendarat.
Macam macam gaya pada lompat tinggi
1
. gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting ini boleh dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke 20. maka antara tahun 1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya gunting. Karena gaya jongkok kurang ekonomis.
Cara melakukan:
Si pelompat mengambil awalan dari tengah
Bila si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendart (jatuh) dengan kaki lagi.
Di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
Gaya gunting ini boleh dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke 20. maka antara tahun 1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya gunting. Karena gaya jongkok kurang ekonomis.
Cara melakukan:
Si pelompat mengambil awalan dari tengah
Bila si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendart (jatuh) dengan kaki lagi.
Di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.
2. gaya guling sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, bdari tengah tapi dari samping
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, bdari tengah tapi dari samping
3. Gaya Guling (Straddle)
Cara
melakukan :
Ø Pelompat mengambil awalan dari
samping atara 3, 5, 7, 9, langkah: Tergantung ketinggian yang pentung dalam
mengambi awalan langkahnya ganjil.
Pada saat akan melompat langkah yang terkhir panjang.
Pada saat akan melompat langkah yang terkhir panjang.
Ø Menumpu pada kaki kiri atau kanan,
maka ayunan kaki kiri/kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar
cepat badan balikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkup.pantat usahaka
lebih tinggi dari keoala, jadi kepala tunduk.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu dan berkhir dengan cepat.
Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu dan berkhir dengan cepat.
4.Gaya Fosbury Flop
Cara
melakukannya :
Awalan,haus
dilakukan dengan cepat dan menikung/agak melingkar,dengan langkah untuk awalan
tersebut kira – kira 7-9 langkah.
- Tolakan, Untuk tolakan kaki hampir sama dengan lompat tinggi yang lainny. Yakni harus kuat dengan bantuan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan. Bila kaki tolakan menggunakan kaki kana, maka tolaka harus dilakukan disebelah kiri mistar. Pada waktu menolak kaki bersamaan dengan kedua tangan keatas disamping kepala, maka badan melompat keaas dan membuwat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama – sama.
- Sikap badan diatas mistar, Hendaknya sikap badanØ diatas mistar terlentang dengan kedua kaki tergantung lemas, dan dagu agak ditarik ke dekat dada dan punggung berada diatas mistar merupakan busur yang melenting.
- Cara mendarat, mendarat pada karet busaØ dengan ukuran(ukuran 5 x 5 meter dengan tinggi 60 cm lebih) dan di atasnya ditutup dengan matras sekitar 10 – 20 cm, dan yang mendarat pertama kali adalah punggumg dan bagian belakang kepala.
Hal – hal
yang perlu diperhatikan :
1. Lari
awalan yang terlalu cepat
2. Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3. Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4. Badan condong mendekati mistar.
5. Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.
6. Melewati mistar dalam posisi duduk.
7. Membuat lengkung badan terlalu awal.
8. Gerak terlambat dari gaerk angkat kaki akhir.
2. Meluruskan kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3. Gerak kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4. Badan condong mendekati mistar.
5. Posisi tangan pada mistar terlalu tinggi.
6. Melewati mistar dalam posisi duduk.
7. Membuat lengkung badan terlalu awal.
8. Gerak terlambat dari gaerk angkat kaki akhir.
Hal – hal yang harus di utamakan :
1. Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4. Usahakan angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan
1. Lari awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2. Hindari kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3. Capailah gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4. Usahakan angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan
tanah.
5. Doronnglah bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6. Lengkungkan punggung di atas mistar.
7. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun
5. Doronnglah bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6. Lengkungkan punggung di atas mistar.
7. Usahakan mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun
(bebas).
8. Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
8. Angkat kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
Peraturan Perlombaan Lompat Tinggi
1) Mistar
Lompat
Mistar dapat dibuat dari metal
atau kayu, berbentuk bulat atau segitiga dengan diameter minimum 25 mm dan
maksimum 30 mm, dengan permukaan yang datar/rata pada kedua ujung yang berguna
untuk meletakkan pada papan penopang. Panjang mistar minimal 3.64 m dan
maksimal 4.00 m, berat maksimal 2.2 kg.
2) Lintasan Awalan dan Tempat Tolakan Kaki
Panjang awalan tidak terbtas,
dengan panjang minimal 5 m.
3) Tiang Lompat
Untuk lompat tinggi semua tiang
dapat dipakai asalkan kokoh, cukup tinggi, mudah memasang/menaikkan mistar
dengan 5 cm atau 10 cm.
4) Tempat Mendarat
Tempat mendarat minimal 4 x 5 m, dapat
ditutup dengan matras lompat atau karet busa pengalas lompatan.
5) Peraturan Lain
Sebelum perombaandimulai, juri akan
mengummkan tinggi mistar pertama dan kenaikan mistar. seorang pelompat boleh
memulai melompat pada ketinggian mistar yang diinginkan di atas tinggi mistar
minimal/pertama. Tiga kegagalan lompatan berturut-turut, si pelompat tidak
berhak meneruskan perlombaan lagi. Tolakan kaki pada lompat tinggi harus
dilakukan oleh satu kaki.
6) Peserta
Peserta dapat berlomba tanpa atau
memakai spikes dengan sol yang tidak boleh tebal lebih dari 13 mm. Giliran
pelompat diberikan 1,5 menit setiap lompatan . Bila tejadi lompatan yang sama
(tie), peserta dengan lompatan terkecil pada ketinggian dimana tie terjadi, dia
pemenangya. Bila tie ini masih sama, peserta dengan jumlah yang gagal terkecil
dari perlombaan, dia yang menang. Bila masih sama peserta yang jumlah
lompatannya terkecil dari seluruh perlombaan dia menang. Bila masih sama dan
ini berkenan dengan penentuan 1 juara, harus bertanding lagi (jump off). Setiap
peserta yang terlibat tie untuk menentukan diberi hak melompat satu kali lagi
pada ketinggian yang ia gagal. Dan bila tidak ada keputusan, mistar akan
diturunkan setiap 1 cm setiap lompatan, sampai tie ini dapat dipecahkan.
PENUTUP
Kesimpulan
Alhamdulillah puji syukur atas berkat Allah SWT
karena kelompok kami bisa menyelesaikan makalah ini sebagai bahan pembelajaran
dan semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Saran
Kami
sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan maka dari itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar